Meraba Merdeka
1.
bila pernah kau pakai sel-sel kelabumu
untuk berpikir beberapa jenak
kau akan tahu
bahwa negeri ini dibangun
dari amal-amal para pendirinya
mungkin akan buatmu terhenyak
bahwa rakyatlah yang bayar uang makanmu
jikalau saja
kau punya waktu membaca koran
daripada bercakap asal bunyi
bisa jadi kau akan lebih awas
masih banyak rakyat kelaparan
butuh nasi, bukan kata-kata
bila kau buka matamu lebar-lebar
bukan asal melek belaka
mungkin kau akan bisa
membantu Count Drakula menghitung
berapa hektar hutan yang kau gunduli
berapa banyak satwa yang hantam desa-desa
cari tempat tinggal, tak punya habitat
dan berapa banyak bencana alam
yang Tuhan turunkan untuk peringatkanmu
bila kau tahu
bahwa darah buyut-buyutmu
ada di dalam napas yang kau hirup bebas
yang dulu berjuang
agar merdeka dari penjajah bukan pepesan kosong
mungkin akan dua ribu kali kau berpikir
untuk korupsi anggaran negara
dan jadikan itu profesi barumu
bila kau bersedia
luangkan waktu sebentar saja
kuyakin kau akan rasa
bahwa pendidikan mahal mencekik leher
membuat anak-anak
yang kau harapkan
bayar hutang-hutangmu kelak
putus sekolah, mengamen di jalan
dan jadikan langit sebagai atap tidurnya
bila kau mau
memandang hatimu
dan mencari nurani di sana
mungkin kau akan tempatkan
korban-korban penggusuran
di apartemen kroni-kronimu
maka,
masihkah senyum Tuhan penting bagimu?
2.
moga masih kau ingat dia
penyair yang tak kuasa
menahan impotensi yang mencuri kata
sampai didahului pendulum waktu
tuk sapa negerinya yang terluka
pada hitungan lima puluh sembilan
agustus tujuh belas lalu
untunglah,
sudah ia kirimkan
sebuah apologi untuk senja
yang selalu membuatnya jatuh cinta
dan masih saja
ia meraba-raba
apa itu merdeka
c)RDS, 22082k4/19:24
sehari setelah Taufik mendulang emas Athena
dan negeri ini masih saja mencari arti merdeka