SETENGAH TIANG PADA 58 TAHUN
ketika hujan gerimis membasahi bumi
di suatu waktu di masa depan
seorang ibu membagi cerita dengan anak perempuan semata wayangnya
tentang masa lalu di sebuah negeri..
duduklah di sampingku, anakku
Ibu ceritakan tentang bangsaku yang dulu aku hidup bersama
bangsa yang dulu ramah, suka bergotong royong
bangsa yang ramah dan sopan, yang konon suka bekerja keras
mari Ibu bagi cerita soal tempat yang dulu Ibu tempati
tempat lahir dan dibesarkan ayah bunda
tempat bermain dengan teman-teman masa kecil
tempat bertemu orang-orang hebat
yang datang dan pergi dalam episode-episode hidup
negeri ini dulu amat kaya alamnya
terbentang dari Aceh sampai Papua, dari sabang sampai Merauke
beraneka ragam budaya dengan keunikannya sendiri-sendiri
Aceh,
dulu berjuang bertaruh nyawa tidak ingin dijajah Belanda
sekarang berjuang agar merdeka dan terpisah dari negeri yang mendadak menjadi kejam
entah kenapa
padahal dulu, rakyatnya bahu membahu berikrar setia
sampai ikut menyumbang pesawat tanda cinta
namun akhirnya, hati mereka terluka
luka yang amat dalam dan sakit.. entah bisa sembuh atau tidak
Timor Timur,
sudahlah Nak, jangan kau tanyakan
pasti kau ingin bertanya, kenapa sampai tega ia berpisah dari negeri ini
sekali lagi Nak, kau takkan tahu sakit dan luka rakyat Timor
yang hancur lebur dimakan kekejaman penguasa
biarkanlah mereka merdeka Nak, biarkan mereka mencium udara kebebasan
biarkan mereka hidup damai tanpa kekerasan
apalagi yang ingin kau tau Nak?
dari negeri yang sekarang entah apa kabarnya
bom-bom meledak? ah itu makanan Ibu sehari-hari dulu
sejak Natal 2000, di tengah perjalanan menuju Yogya mendekati lebaran
bom-bom tidak berhenti sampai Marriot kemarin
entah setelah itu, Ibu sudah lupa
apa? kau ingin Ibu bercerita soal pemerintahan dan korupsi?
ah, sebentar, kurang lengkap kau menyebutnya Nak
korupsi punya dua kawan baik, kolusi dan nepotisme
sayang kau belum lahir ketika seorang ketua DPR negeri ini adalah koruptor
ketika pembasmian KKN hanya menjadi trend belaka
kau belum lahir Nak..
hmm...apalagi yang ingin kau tahu?
pendidikan mahal? itu sudah Ibu ceritakan kemarin kan?
atau apa kau sudah lupa? 2003 menjadi saksi Nak, ketika Ibu melihat Kakek
pinjam uang kesana kemari hanya semata agar Ibu tidak berhenti kuliah
dan Ibu tidak tahu, berapa juta orang yang tidak bisa sekolah
ketika waktu itu mendadak pendidikan hanya milik orang kaya di negeri bodoh
tak ada tempat bagi orang miskin di sana Nak..
kriminalitas?
ah, dulu ada koran PosKota yang isinya melulu berita kekerasan, dan itu laku keras
jadi tak perlu lah panjang lebar Ibu jelaskan padamu
ayah memperkosa anak, pemuda memperkosa gadis,
orang dibakar hanya karena mencuri ayam, kapak merah di bilangan lampu-lampu merah
hmm, sudahlah Nak, Ibu lelah membaginya..
negeri itu dulu katanya demokrasi berdasar hukum Nak
tapi entah, sampai di kala Ibu masih bisa membaca dengan jelas
hukum hanya untuk dilanggar saja. polisi dan hakim menerima suap?
ah Nak, jika kau tidak menerima suap, kau akan dicap ketinggalan jaman
hiks, Ibu jadi ingat, Baharudin Lopa, jaksa tangan besi itu dipanggil Tuhan sebelum sempat
membawa penjahat dan konglomerat sadis ke jeruji besi
entahlah Nak, mungkin Tuhan tidak mau dia juga menjadi korban sistem yang bejat
gosh..kalau kau tanya, apakah Ibu cinta negeri yang semrawut itu?
jelas saja cinta Nak.. entah berapa banyak yang sudah dia berikan untuk Ibu
berapa liter air, kwintal beras, oksigen, dan tentu saja orang-orang hebat
orang-orang yang Ibu cintai juga menuai hidup di sana Nak
di sana, Ibu jatuh cinta pada ayahmu dan tentu saja menunggu kau lahir
maka jangan pernah kau tanya lagi apakah Ibu cinta atau tidak..
sudahlah Nak, Ibu sudah lelah
apa, satu pertanyaan lagi? baiklah..sehabis itu biarkan Ibu istirahat ya..
oh iya, Ibu lupa
Ibu belum bilang apa nama negeri yang Ibu sering ceritakan
namanya Indonesia..
58tahunIndonesiaMerdeka
Merdekalah Bangsaku, ini belum sampai akhir dunia
Merdekalah Bangsaku, meski kau berdarah, jatuh dan tertimpa tangga
Merdekalah Bangsaku, sembuhlah dari luka hatimu
Merdekalah Semerdeka Merdekanya Merdeka..
Anak bangsa yang menangis
(C)RDS, Ibukota, 15Agustus2K3, 11:51pm
Legolas Green Leave
dunia, dalam kaca mata hijau
0 Comments:
Post a Comment
<< Home